Selasa, 03 September 2019

Tentang Seseorang



Pagi tadi saya sempat bingung, ketika hendak menuju kampus mengecek akun ig saya, ada seseorang yang tak dapat dicari alamatnya, sedangkan ketika menggunakan akun bisnis saya dapat kucari alamat tersebut, persepsi biarkan ku kubur dalam-dalam karena itu bukan hanya perihal hak saja, ada kewajiban yang juga harus dilaksanakan.

Tentang seseorang, yang datang eh dihampiri deng, entah kapan dia pergi, entah kapan dia menghilang, semua tampak samar-samar hingga waktu kan menjawab segala pertanyaan yang ada.


Ara, sebut saja begitu. 3 huruf di akhir namamu, entah kenapa ada getaran yang hadir ketika kusebutkan namamu atau tersebut nama itu dalam benakku, aku tak tahu, sungguh aku tak tahu. Apakah masih bisa untuk menemuimu Ra?

Ketika hati ini merasa kosong, begitu pula jiwa ini, bayanganmu kembali datang, mengisi ruang-ruang kekosongan itu, aku pun tak tahu? Bodoh sekali tak tahu apa-apa tentang hal itu. Masih ingatkah kau saat pertama kali kita bertemu? Tak sengaja bukan? Ketika kuputuskan untuk menuju kampung halaman Ibu, sekadar melepas rindu melihat nisannya, kemudian aku ingin kembali ke rumah, rumah kita hanya berbeda beberapa kilo saja, namun sayang kita baru mengenal setelah kita berada di kejauhan masing-masing. Aku datangi rumahmu, berbekal diri tak membawa apa-apa, bertemu dengan kedua orang tuamu sungguh menyenangkan, terlebih dapat menatap wajahmu, kilauan mata itu, ya masih aku ingat sampai sekarang, tutur katamu yang lembut, senyummu yang membuat hati ini tak bersinergi lagi. 

Banyak ekspektasi-ekspektasiku terhadapmu yang meleset dari apa yang kubayangkan, tentang kamu tentunya, tentang seorang wanita yang katanya tomboy, tentang seorang wanita yang pendiem namun ceriwis ketika telah dekat dengannya. Aku sadar, aku lelaki yang masih sangat jauh dari kekurangan, pelan-pelan kucoba mengobrol dengan papa dan mama mu,  begitulah panggilan darimu untuk kedua orangtuamu.

Dalam bayanganku, bertemu calon mertua akan lebih menakutkan ketimbang bertemu dengan dosen untuk sidang skripsi, atau bertemu dengan soal-soal ujian yang mematikan, ternyata tidak begitu juga, kami memiliki beberapa kesukaan yang sama. Tidak, tidak begitu, aku sebenarnya tidak ingin bernostalgia denganmu Ra, tapi hatiku memaksa tanganku ‘tuk menuliskan kalimat demi kalimat ini, biar nanti kita tahu dimana akhir perahu ini akan menepi, dimana kita tahu kapan pemberhentian ini akan berlabuh. Baiklah Ra, satu kesan yang aku rasakan adalah “Nyaman”, deg-degan ada juga sih, tapi rasanya pertama kali melihat wajahmu membuat hatiku nyaman, mungkin tidak dengan kau ketika melihatku, maklumlah wajahku ini pas-pasan. 

Mari kita lanjutkan pertemuan kita, ketika meminta ijin orang tuamu untuk mengajakmu jalan, aku yakin kau telah meminta izin terlebih dahulu, aku sedikit gugup terlebih tidak punya pengalaman yang memadai perihal tersebut, motor minimu menjadi saksi perjalanan kita, ya bisa dibilang keliling kota kecil Padang, menjadi bagian paling awal dari kisah perjalanan yang tak tahu akan kemana arahnya ini, sayang semesta tak mendukung saat itu. Ingatkah kau saat kita berteduh ketika rintik hujan datang menemani kita? Tentu kau takkan lupa bukan. Ketika motor mini itu terasa kecil sekali, atau memang aku yang terlalu besar. 

Ketika mencari tempat pemberhentian untuk buang air kecil, sementara hujan mengiringi perjalanan kita, entah kenapa bayangan itu sering sekali hadir, saat senyummu terpancar kulihat dari spion mini motormu. 

Bibir ini tak mampu menahan senyum ketika kuketik tulisan ini, namun apa daya aku juga tak mampu menahan perih yang hadir, tak tahu kau berada di belahan dunia mana kini, namun satu yang kutanamkan dalam diri, cinta akan menemukan jalannya, begitu juga bila memang telah ditakdirkan selanjutnya kita kan dipertemukan.

#TentangSeseorang01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar